Kota Salatiga
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lambang Kota Salatiga Motto: Çrir Astu Swasti Prajabhyah |
|||
Peta lokasi Kota Salatiga Koordinat: 110 ° 28' 37.79" - 110o 32' 39.79" BT |
|||
Provinsi | Jawa Tengah | ||
Dasar hukum | UU No. 13/1950 | ||
Tanggal | - | ||
Pemerintahan | |||
- Walikota | Yulianto | ||
- DAU | Rp. 358.331.867.000.-(2013)[1] | ||
Luas | 56,781 km2 | ||
Populasi | |||
- Total | 177,088 jiwa (2011) | ||
- Kepadatan | 3,12 jiwa/km2 | ||
Demografi | |||
- Kode area telepon | 0298 | ||
Pembagian administratif | |||
- Kecamatan | 4 | ||
- Kelurahan | 22 | ||
- Situs web | http://www.pemkot-salatiga.go.id |
Kota Salatiga, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Semarang. Salatiga terletak 49 km sebelah selatan Kota Semarang atau 52 km sebelah utara Kota Surakarta, dan berada di jalan negara yang menghubungan Semarang-Surakarta. Salatiga terdiri atas 4 kecamatan, yakni Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo. Kota ini berada di lereng timur Gunung Merbabu, sehingga membuat kota ini berudara cukup sejuk.
Sejarah
Ada beberapa sumber yang dijadikan dasar untuk mengungkap asal-usul Salatiga, yaitu yang berasal dari cerita rakyat, prasasti maupun penelitian dan kajian yang cukup detail. Dari beberapa sumber tersebut Prasasti Plumpungan-lah yang dijadikan dasar asal-usul Kota Salatiga. Berdasarkan prasasti ini Hari Jadi Kota Salatiga dibakukan, yakni tanggal 24 Juli 750 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kota Salatiga Nomor 15 Tahun 1995 tentang Hari Jadi Kota Salatiga.
Prasasti Plumpungan
Prasasti Plumpungan, cikal bakal lahirnya Salatiga, tertulis dalam
batu besar berjenis andesit berukuran panjang 170cm, lebar 160cm dengan
garis lingkar 5 meter yang selanjutnya disebut Prasasti Plumpungan.
Berdasar prasasti
di Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, maka
Salatiga sudah ada sejak tahun 750 Masehi, pada waktu itu Salatiga
merupakan perdikan.
Perdikan artinya suatu daerah dalam wilayah kerajaan tertentu. Daerah
ini dibebaskan dari segala kewajiban pajak atau upeti karena daerah
tersebut memiliki kekhususan tertentu, daerah tersebut harus digunakan
sesuai dengan kekhususan yang dimiliki. Wilayah perdikan diberikan oleh Raja Bhanu meliputi Salatiga dan sekitarnya.
Menurut sejarahnya, di dalam Prasasti Plumpungan berisi ketetapan
hukum, yaitu suatu ketetapan status tanah perdikan atau swantantra bagi
Desa Hampra. Pada zamannya, penetapan ketentuan Prasasti Plumpungan ini
merupakan peristiwa yang sangat penting, khususnya bagi masyarakat di
daerah Hampra. Penetapan prasasti
merupakan titik tolak berdirinya daerah Hampra secara resmi sebagai
daerah perdikan atau swantantra. Desa Hampra tempat prasasti itu berada,
kini masuk wilayah administrasi Kota Salatiga. Dengan demikian daerah
Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan yang bebas pajak pada
zaman pembuatan prasasti itu adalah daerah Salatiga sekarang ini.
Konon, para pakar telah memastikan bahwa penulisan Prasasti Plumpungan dilakukan oleh seorang citralekha (penulis) disertai para pendeta
(resi). Raja Bhanu yang disebut-sebut dalam prasasti tersebut adalah
seorang raja besar pada zamannya yang banyak memperhatikan nasib
rakyatnya.
Isi Prasasti Plumpungan ditulis dalam Bahasa Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. Tulisannya ditatah dalam petak persegi empat bergaris ganda yang menjorok ke dalam dan keluar pada setiap sudutnya.
Dengan demikian, pemberian tanah perdikan merupakan peristiwa yang
sangat istimewa dan langka, karena hanya diberikan kepada desa-desa yang
benar-benar berjasa kepada raja. Untuk mengabadikan peristiwa itu maka
raja menulis dalam Prasasti Plumpungan Srir Astu Swasti Prajabhyah, yang artinya: "Semoga Bahagia, Selamatlah Rakyat Sekalian". Ditulis pada hari Jumat, tanggal 24 Juli tahun 750 Masehi.
Zaman kolonial
Salatiga pada masa kolonial tercatat sebagai tempat ditandatanganinya perjanjian antara Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said (kelak menjadi KGPAA Mangkunegara I) di satu pihak dan Kasunanan Surakarta dan VOC di pihak lain. Perjanjian ini menjadi dasar hukum berdirinya Kadipaten Mangkunegaran.
Pada zaman penjajahan Belanda telah cukup jelas batas dan status Kota Salatiga, berdasarkan Staatsblad 1917 No. 266 Mulai 1 Juli 1917 didirikan Stadsgemeente Salatiga yang daerahnya terdiri dari 8 desa.
Karena dukungan faktor geografis,
udara sejuk dan letak yang sangat strategis, maka Salatiga cukup
dikenal keindahannya di masa penjajahan Belanda, bahkan sempat
memperoleh julukan "Kota Salatiga yang Terindah di Jawa Tengah".
Zaman kemerdekaan
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga adalah bekas stadsgemeente yang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1929 No. 393 yang kemudian dicabut dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kecil Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Geografi
Salatiga terletak di ketinggian 750-850 mdpl, dan terletak di lereng
timur Gunung Merbabu yang membuat daerah Salatiga menjadi lebih sejuk.
Pemandangan Gunung Merbabu, Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo, dan Rawa Pening
yang indah membuat Salatiga menjadi daerah yang indah dan spektakuler.
Seluruh Wilayah Salatiga dibatasi oleh Kabupaten Semarang, antara lain
di bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Pabelan, di bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Tengaran, di bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Getasan, di bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Tengaran dan Kecamatan Pabelan.
Pendidikan
Di kota ini terdapat Universitas Kristen Satya Wacana,
salah satu universitas swasta ternama di Indonesia, yang pernah
terkenal pada tahun 80-an karena kekritisan para mahasiswa dan dosennya
terhadap Pemerintah Orde Baru. Selain itu terdapat pula STAIN Salatiga,
satu-satunya perguruan tinggi Islam di Kota Salatiga yang berdiri
berkat dukungan berbagai pihak terutama para ulama dan pengurus
Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Kemudian ada Institut Roncali, Stekom PAT, [Amika], Akbid ArRum, Akbid Bhakti Nusantara, dan sekolah perhotelan [Wahid Hospitality School],sekolah berkuda [Arrowhead] dan STIBA Satya Wacana..
Sekolah-sekolah menengah di Salatiga melalui Internet dihubungkan dalam Jaringan Pendidikan Salatiga. Adapun sekolah-sekolah menengah umum di Salatiga antara lain SMA Negeri 1 Salatiga, SMA Negeri 2 Salatiga, SMA Negeri 3 Salatiga, dan beberapa SMA swasta. Sedangkan untuk sekolah kejuruan ada SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, SMK Negeri 3 Salatiga dan beberapa SMK swasta dan sekolah internasional.
Di Salatiga ada 10 SMP Negeri, 1 MTs Negeri dan beberapa SMP swasta
seperti SMP Islam Al Azhar 18, SMP Stella Matutina, SMP Kristen 1, SMP
Kristen 2, dan SMP Laboratorium Satya Wacana, SMP Raden Paku Blotongan,
SMP Islam Sudirman, SMP Darma Lestari, dll. Adapun beberapa SD Negeri
yang tersebar di banyak daerah dan juga swasta yang banyak terpusat
diperkotaan dan mulai merambah ke daerah pinggiran.
Sebagai Kota Pendidikan, Salatiga juga memiliki Perpustakaan Umum
Kota Salatiga sebagai wahana pembelajaran sepanjang hayat yang
menyediaan sumber informasi dan pengetahuan bagi setiap orang, khususnya
bagi warga Salatiga.[2]
Transportasi
Salatiga memiliki tiga terminal, yang bernama Tingkir yang melayani bis tujuan AKDP Jateng dan AKAP Jateng, seperti Jakarta hingga Denpasar, Bali,
Tamansari yang melayani jalur dalam kota,dan terminal Rejosari yang
melayani daerah Salatiga Atas ( wilayah Getasan, Kopeng, Ngablak, dan
kota Magelang). Untuk transportasi massal, Salatiga memiliki angkutan
kota, bis kota dan armada taksi dengan tujuan beberapa daerah di sekitar
kota Salatiga. Sebentar lagi akan diperkuat dengan dibukanya kembali
jalur rel kereta api di Stasiun Tuntang sampai Kedungjati dan berlanjut sampai stasiun Semarang sehingga semakin mudah sarana transportasi dari dan menuju ke kota Salatiga
Tempat Wisata
Di Salatiga terdapat beberapa obyek wisata seperti pemandian Kalitaman, sumber mata air Senjoyo, Wahana Waterboom Dreamland, Balai Reservoir Wisata Pengetahuan Penyakit Duver, Arena Outbond dan berkuda Arrowhead, Kopeng Treetop, Salib Putih, Wisata Tlogo, Prasasti Plumpungan, Museum Lukisan Kandhang Galeri Raprika Angga, Batik Plumpungan, Outlet souvenir Dekranasda
Tidak ada komentar :
Posting Komentar